Asam
urat (uric acid) adalah produk
akhir metabolisme purin (adenine dan guanine) yang merupakan konstituen asam
nukleat. Asam urat terutama disintesis dalam hati yang dikatalisis oleh enzim xantin
oksidase. Asam urat diangkut ke ginjal oleh darah untuk difiltrasi, direabsorbsi
sebagain, dan dieksresi sebagian sebelum akhirnya diekskresikan melalui urin.
Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum (hiperuresemia) bergantung
kepada fungsi ginjal, kecepatan metabolisme purin, dan asupan diet makanan yang
mengandung purin.
Asam
urat dapat mengkristal dalam saluran kemih pada kondisi urin yang bersifat asam
dan dapat berpotensi menimbulkan kencing batu; oleh sebab itu fungsi ginjal yang efektif
dan kondisi urin yang alkalis diperlukan bila terjadi hiperuresemia. Masalah
yang banyak terjadi berkaitan dengan hiperuresemia adalah gout. Kadar asam urat sering berubah dari hari ke hari
sehingga pemeriksaan kadar asam urat perlu diulang kembali setelah beberapa
hari atau beberapa minggu.
Sebenarnya setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh, karena pada
setiap metabolisme normal dihasilkan asam urat tetapi kadarnya yang tidak boleh
berlebih. Sayangnya, fakta ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat.
Akibatnya banyak orang suka menyamaratakan semua makanan. Makanan sumber dari
produk hewani biasanya mengandung purin sangat tinggi dan
eberapa jenis makanan dan minuman juga diketahui bisa meningkatkan kadar asam
urat yaitu alkohol, ikan hearing, telur, dan jeroan. Ikan hearing atau
sejenisnya (sarden) dan jeroan merupakan sumber senyawa sangat potensial. Yang
tergolong jeroan bukan saja usus melainkan semua bagian lain yang terdapat
dalam perut hewan –seperti hati, jantung, babat, dan limfa. Konsumsi jeroan
memperberat kerja enzim hipoksantin untuk mengolah purin. Akibatnya banyak sisa
asam urat di dalam darahnya, yang berbentuk butiran dan mengumpul di sekitar
sendi sehingga menimbulkan rasa sangat sakit.
Setiap orang dapat terkena penyakit asam urat. Karena itu, kita perlu
mewaspadai gejala-gejalanya. Seseorang dikatakan menderita asam urat (gout)
jika kondisinya memenuhi beberapa syarat dan biasanya perjalanan penyakitnya
klasik sekali, seperti mempunyai gejala yang khas penyakit gout, mempunyai
perjalanan penyakit yang khas penyakit gout, ditemukan asam urat dalam kadar
tinggi dalam darahnya, dan hasil pemeriksaan mikroskopik dari cairan sendi atau
tofus (benjolan asam urat) ditemukan kristal asam urat yang berbentuk jarum.
Penyakit asam urat digolongkan menjadi 2 bagian , yaitu :
1.
Penyakit gout primer
Pada penyakit gout primer, 99 persen
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme
sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
2.
Penyakit gout sekunder.
Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan
dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organik
yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein.
Penyakit radang sendi akibat peningkatan kadar asam urat darah disebut
dengan artritis gout atau artritis pirai. Artritis gout yang akut
disebabkan oleh reaksi radang jaringan terhadap pembentukan kristal urat. Pada
sebagian besar kasus gout riwayat penyakit dan gambaran klinis bersifat khusus,
sehingga kadang-kadang diagnosis dapat langsung ditegakkan.
Selain
pada gout, kadar asam urat meningkat dijumpai pada leukemia (limfositik,
mielositik, monositik), kanker metastatik, mieloma multipel, eklampsia berat,
alkoholisme, hiperlipoproteinemia, diabetes mellitus (berat), gagal ginjal,
glomerulonefritis, gagal jantung kongestif, anemia hemolitik, limfoma, polisitemia,
stress, keracunan timbale, pajanan sinar-X (berlebih), latihan fisik
berlebihan, diet penurunan berat badan-tinggi protein. Obat-obatan yang
berpengaruh pada peningkatan kadar asam urat adalah diuretik (tiazid,
furosemid, asetazolamid), levodopa, metildopa, asam askorbat, 6-merkaptopurin,
fenotiazin, salisilat (penggunaan dalam jangka waktu lama), dan teofilin.
Pada
leukemia atau keganasan lain, peningkatan produksi secara bermakna disebabkan
oleh penguraian asam nukleat apabila terjadi lisis sel-sel tumor akibat
nekrosis atau kemoterapi. Peningkatan kadar urat karena peningkatan lisis sel
juga dapat dijumpai pada polisitemia, anemia pernisiosa, dan kadang-kadang pada
psoriasis. Pengobatan dengan hormon adrenokortikotrofik atau kortikosteroid,
yang kerjanya katabolik protein mempercepat pemecahan inti sel atau dengan
obat-obatan sitotoksika, menyebabkan peningkatan urat plasma.
Pada
kegagalan glomerulus ginjal atau bila ada obstruksi aliran keluar urin, asam
urat serta ureum dan kreatinin terakumulasi. Asam urat tinggi yang dapat
terjadi pada eklampsia tanpa azotemia atau uremia disebabkan oleh lesi ginjal
atau perubahan metabolisme asam urat. Asidosis ketotik dan laktat bisa
meningkatkan asam urat dengan mengurangi sekresi tubulus ginjal, seperti yang terjadi
dengan diuretik tiazid dan furosemid, dan aspirin dosis rendah.
Penurunan
kadar asam urat dapat dijumpai pada penyakit Wilson, asidosis tubulus ginjal
proksimal, anemia defisiensi asam folat, luka bakar dan kehamilan. Obat-obatan
yang dapat menurunkan kadar asam urat adalah alopurinol, azatioprin, koumadin,
probenesid dan sulfinpirazon.
Pencetus
utama tingginya asam urat adalah pola makan yang tidak tepat. Purin sebagai
salah satu bagian dari protein, banyak terdapat dalam sumber-sumber protein
seperti daging dan jeroan, sehingga pola makan yang tidak seimbang dengan
jumlah protein yang sangat tinggi dalam kurun waktu yang panjang bisa mencetus
terbentuknya penumpukan asam urat. Alkohol berlebih juga disebut-sebut
sebagai salah satu pencetusnya
Mengetahui
jenis-jenis penyakit pencetus asam urat, bukan berarti Anda harus menghindari
makanan-makanan tersebut sama sekali, namun yang terpenting adalah
mengendalikan jumlahnya dalam pola makan Anda, terutama jika Anda adalah
penderita asam urat.
Selain itu, beberapa
gangguan tubuh yang tidak diobati dengan baik juga bisa menjadi pencetus
terjadinya penumpukan asam urat, misalnya tekanan darah tinggi (hipertensi),
diabetes mellitus, tingginya kadar lemak dan kolesterol serta arteriosklerosis
yang tidak diobati dengan baik, bisa mendorong terjadinya kerusakan pada
ginjal. Jika kerja ginjal mengalami gangguan, maka ginjal tidak bisa bekerja
normal menyaring zat-zat buangan dari dalam darah, termasuk juga asam urat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar